Jumat, 22 November 2013

Euforia Sticker Instant Messaging & Sticker Masa Lalu #Begejil

Teknologi semakin murah dengan OS gratisan yang bernama Android membuat smartphone berbandrol 1 jutaan something bisa mengakses Instant Messaging yang sekarang mengIndonesia, gw gak bilang mendunia karena tulisan gw terbatas dengan pengamatan fenomenal teman- teman di lingkungan gw sendiri. 
Bayangin saja gw punya grup chatting dengan kelompok usia 40 tahun ke atas dan yang paling tua berada di situ "tetep Gw". Dengan smartphone berhadiah karena gw nulis Blog Review, kebiasaan gw dari kecil adalah gw bisa melakukan sesuatu jika ada hadiahnya. Pernah saat kelas 2 SD tiba- tiba saja gw bisa jago matematika, paling cepat ngerjaiin tugas di kelas dan betul semua jawabannya terus dapat hadiah buku Chicha Koeswoyo karena saat itu film Chicha sebagai bintang cilik tahun 70an sedang diputar dan sponsor membagikan ke sekolah - sekolah dasar yang letaknya dekat dengan bioskop. Dan sekolah gw SDK Stella Maris Surabaya dekat dengan bioskop yang tempatnya sebelah kantor Pelni kawasan Tugu Pahlawan itu :) .
Chatting Grup tempat gw berhappy ria keren namanya Begejil dengan member 25 orang. Membernya mulai dari calon Profesor hingga ibu-ibu ganjen seperti gw yang mencari keseimbangan diantara kesibukan domestik seperti Ngepel, Umbah-Umbah dan Memasak.
Pemilihan media chattingnya adalah Line, gw tidak tahu kenapa tidak memilih Whatsapp, Kakao Talk, atau WeChat. Selain itu yang masih gw pertahankan hingga kini meskipun sudah lama ditinggalkan temen2 gw adalah YM dan Goggle Talk :) . Di Line tiba- tiba saja gw merasa punya Comfort Zone, bisa pesta pora dengan sticker. Meskipun layar smartphonenya gak begitu besar, sehingga gw mesti ektra keras melihat stickernya ini gambar apa, tanpa ragu meskipun gak sesuai dengan tema yang dilemparkan dipencet aja stickernya kan lucu dan tanpa beban. Bener - bener kemudahan indah dengan layanan penuh cinta. Jadi ingat saat gw remaja, mengekspresikan dengan sticker. 
Ngobrolin sticker di layanan ini ternyata sticker-sticker favorit gw justru saat mengunduh tidak gratisan, nah disini karakter member bisa terbaca. Sticker gratisan disini adalah Moon, Brown, Cherry Coco


Salah satu sticker favorit gw yang gratisan adalah Cherry Coco

Setelah gw mengeksplorasi sticker-sticker gratisan gw lebih ngiler sticker yang berbayar dan ternyata karakter- karakter ini terlihat pada membernya, sebut saja member si Tong , Dhot dan Jeng Mintul punya karakter sticker yang berbayar. Seperti Crayon Sinchan dan karakter-karakter unyu lainnya (ada Smurf, Lilo & Stich, Garfied) pokoknya 3 Member ini menunjukkan kelasnya. Si Juwik lain lagi, sticker yang digunakan adalah sticker pertemanan, elo bisa ngedapatin sticker Paul Mccartney jika  add kanca konci. Dan si Tatock punya sticker lucu, free tapi limited 
ini kesukaan Member Tattock free tapi kudu terbang baru dapat sticker

AIS 3G karakternya si Juwik

Ingatan gw terbang ke masa lalu, saat di bangku kuliah rasanya jika menggunakan sticker ala Sansan Wawa 
Gw jadi ingat stickernya Member Mas Kancut

bisa jadi guyonan dan terjadi Bully di cangkrukan bakso Cak Ri. Ada Ninok Krisnan dan Kiki Emeralda, dan lagi yang agak lebih dikit di atas Sansan Wawa ada harvest, dulu produksi dari merk ini rajanya alay 
setelah gw gugling di mbah punya mesin pencari, lumayan lah gak alay alay banget....

Pilihan gw dan Kiki Emeralda saat itu kalo gak Barunson ya Hallmark, yang puinting kita orang gak pake tas merknya teyengan 
kayak Cherry Coco ya sticker gratisan di LINE

yang seperti Hallmark kalo di Line berbayar yang ini di kelasnya Member Jeng Mintul, Thong & Dhot (nama - nama yang disamarkan)

Demikian Pesta Petasan dengan sticker, selamat datang Line, selamat datang di dunia pertemanan, kelihatannya gak mutu, penuh dengan kaspo, kata Gembul tapi membahagiakan dunia anak. Yang buat anak gw happening adalah cuplikan kata- kata :

"Gembul Wes langsing ?"
"Jelas Durung.."

Gw gak tahu kenapa anak gw bisa ketawa nguakak dengan pernyataan ini, menurutnya ini adalah statement yang lucu banget, padahal ini bahasa para Begejil sehari- hari, ternyata bahagia itu sederhana, dan semoga tulisan di blog gw bisa membuat para Membernya tersenyum dan selalu mengirim sticker yang aneh- aneh lagi sehingga semakin gw penasaran gak mikirin Jemuran aja....

Dedikasi Gw teruntuk Begejil :
Arif Yudo, Jeng Mimin, Kancuter, Tattock, Agatha Iik, Dhodhot, Tongky, Vivid, Juwik, Miss Bintang dan semua orang di member muka bumi ini yang tidak sempat gw ucapin satu- satu...Love It !







Minggu, 17 November 2013

Generasi Tawa Keseriusan Bangsa #Mesakkebangsaku_MLG

Arti Malam Minggu buat orang kebanyakan di muka bumi ini begitu sakral, hingga di sosial media menggunakan mesin pencari dengan kata kunci “ 2M” ini melalui mbah goggle dan masih berbahasa Indonesia saja sudah malas memilahnya, mengerucutkan hingga memutuskan bahwa Malam Minggu Gw... bukan hanya sekedar penghibur diriku ini sayang..(lagunya almarhum Diana Nasution) ataupun Malam Minggu Miko, ternyata masih ada komedian lain yang dari tour ke tour seluruh wilayah Nusantara ini bisa jadi pelipur lara Malam Minggu Gw …bukan pula dua cewe M2M.” Oh my pretty pretty boy I need you....saat mendengar lagu ini selalu mengingatkan gw makhluk minoritas sejagad raya yang jumlahnya bisa diketahui dari situs sosial media khusus…ISTIMEWA…

3M bukan merk sponsor tapi = Malam Minggu Malang

Seistimewa dengan komika dari Malang orang Timur @anaklamakera berlogat ala Ari Kriting tanpa sebuah kata Tekling dan Mata menyala, gw juga baru tahu bahwa guru- guru yang sebentar lagi mau pensiun masih diupayakan oleh pemerintah untuk mendapatkan sertifikasi melalui ujian online, kebayang kalau menyentuh mouse sudah Goyang Itik (Gotik) dan takut kesetrum, Abrur bisa menempatkan diri untuk berceloteh dengan cerdas di panggung UMM dengan danau indahnya ini, dan sebagai generasi X gw juga baru tau ternyata di twitter pun kalau Follback KK ^^ itu kata Alay…padahal di twitter gw jika ada yang Knock-knock begitu ya gw follback aja toh dia udah minta…klik follback doang kok repot :D

Pembuka kedua dilalui oleh komika asal Bekasi Barri @jekibarr mahasiswa BSI yang gw salut dengankuliah di kampus ternama seperti tempat kursus itu dia mampu menertawakan diri sendiri, lucu pula, sosok Cina yang punya nyali serta realistis tidak mengambil kuliah di Binus yang biarpun bayar uang masuknya mahal kampusnya masih di Rawabelong kikik…pindah kek di daerah Pondok Indah atau kawasan Kelapa Gading. Barri pun buat pecah dengan materi kampus berkantin tiang listrik melampaui tiang listrik berikutnya…

Yang tidak sempat gw ceritakan setelah memasuki kedua komika pembuka yang lucu di atas, gw mengapresiasi panitia Stand Up Comedy Malang, melalui tiket tawa.com gw mendapatkan nomor hape Mbak Hani yang direspon dengan manis untuk pembayaran tiketnya transfer ATM kemana. Salut buat Mbak Hani selalu mengkomunikasikan dengan baik via SMS, jam berapa Gate dan penukaran tiket dibuka, supaya kita mendapatkan seat dengan leluasa. Mbak Hani mengingatkan via sms untuk Audien agar datang 1 jam sebelumnya dan tepat waktu. Dan yang buat gw surprise tiketnya kali ini bisa buat Pembatas Buku (budaya yang baik).

Tiket Masuk bisa berguna sebagai pembatas buku

Opening dengan multimedia cukup baik, pemutaran video, musik pembuka dan sukses buat panitia yang membuat acara ini tepat pada waktunya, meskipun sorenya hujan dan dingin di kota Malang, namun malam itu terasa hangat oleh gelak canda.

Saat yang ditunggu tiba, komedian yang sedikit montok dan suka menyanyikan lagu-lagu Kahitna, gw yakin mas Dody Is ke ge-eran kalo gw sebut ternyata gak gw aja yang hafal lagu Kahitna... seKohort kita (bahasa yang gw dapat sebagai murid pak Rhenald Khasali di Rumah Perubahan) Kohort  artinya orang yang memiliki karakteristik serupa, meskipun umur gw jauh di atas Pandji dan dia manggil gw Tante (saat antar anak gw foto bersama Pandji), tapi antara gw dan Pandji hampir ada karakteristik sama.. Saat SD - SMA meskipun gw muslimah gw bersekolah di sekolah Katolik, kuliah di Teknik hanya dia di ITB, dan gw di ITS itupun masih seniornya Cak Lontong :), cara mendidik anaknya gw rasa hampir samalah. Tapi Gw masih perlu belajar sama komedian ini, Pandji juga orang tua maksudnya bukan tua umur tapi punya anak (mungkin yang baca bingung) dan punya audien seangkatan anak gw...serta sosok sukses buat menanam rasa kebangsaan dan nasionalis kepada anak muda di negara ini..
Jadi karena se Kohort itu gw nyambung aja belajar sama Pandji, saat menerangkan kepada Eyang di Malang untuk minta ijin datang ke acara ini, gw perlu menjelaskan bahwa Pandji adalah penulis, dan komedian ...masih agak bingung lalu saya terangkan," Tapi Panji bukan seperti Olga yang pake sepatu Klompen tinggi gaya banci...masih bingung juga...
mau dianalogikan Pandji itu seperti musik Jazz mainstream bukan Dangdut Koplo ! 
Paling gampang bilang Pandji itu laki-laki lucu yang bikin gw meninggalkan Spongebob dan perlu untuk ditonton :D

Yang penting ini buat Pandji, adegan konyol di atas gak bikin celana elo sobek seperti di Stand Up Comedy session 3 - Usmar Ismail, asli nguakak habis...

Yang bisa gw dapat dari beberapa kali melihat performance Pandji, nyambung dengan anak muda masa kini memang tidak gampang. Ketika gw lihat teman - teman seangkatan gw sibuk Nyaleg, sibuk cari peluang jadi Direktur BUMN, sebenarnya saat ini gw miris terhadap negara ini. Sebagai konsultan energi, gw dapat obrolan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya tahun depan saat Pemilu, negara ini sudah mengalami defisit yang sangat parah. Subsidi BBM, duit darimana lagi (masa kita bilang urusannya pemerintah). Hampir semua industri di tanah air ini mengalami kolaps, yang ada di bumi Indonesia ini selain karunia Allah, adalah barang impor yang dibuat oleh manusia dan digunakan oleh bangsaku 90% Made in China. 
Hal yang gak penting aja gw berhenti koleksi Hello Kitty sejak bajakannya dari cina masuk Indonesia...

Bayangkan saja Generasi Muda Bangsa ini jika tidak dibuat "Melek" dan disosialisasikan "Kondisi negeri ini." Sekolah bukan mencetak anak didiknya untuk menjadi Inovator tetapi hanya untuk merawat barang- barang yang diimpor dari luar...
Hal yang menyedihkan adalah ketika bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa- jasa mertua Presidennya...ini sudah mengganggu sejarah bangsa men !

Satu hal yang membuat gw tidak lupa, MC di acara ini (maaf gw lupa namanya) mengingatkan Audiens untuk tidak membuang sampah sembarangan. 
Ini kota kecil Bung tapi kamu keren, dan gw punya fakta memalukan untuk anak SMA negeri Favorit di Jakarta Pusat tempat artis muda ngetop yang mirip tante- tante itu sekolah. Saat itu (tahun 2012) gw dan tim dari kampus almamater menginformasikan bahwa di Indonesia ada jurusan Perkapalan, dan anak - anak SMA itu bisa tidak tahu bahwa Indonesia punya pabrik kapal dan ada sekolahnya, dan kebetulan bokap gw alumni SMA itu dan bokap pengajar di almamater dan produksi kapal hingga sekarang baru mereka tepok tangan, karena ada alumninya angkatan Akbar Tanjung gak hanya jadi artis. Tapi ini faktanya setelah acara ini selesai, dengan serempak anak - anak itu berdiri dan meninggalkan sampah berupa botol minuman plastik, dan sampah plastik bekas kue....Pantas Jakarta banjir, gw gak nyangka, dari remaja kelas elit yang berpendidikan tidak punya kebiasaan yang baik dalam mengelolah sampah pribadinya, analoginya abis eek gak disiram...Ini FAKTA !

Gw berharap dari tour Pandji ke daerah- daerah, akan timbul anak-anak muda pembaharu, yang mengerti politik, kondisi negaranya, tidak skeptis terhadap yang sudah terjadi. Dan sekali lagi gw menulis ini untuk #smartreview yang kedua kalinya, gw tidak berharap dapat hadiah tapi keinginan gw untuk mengapresiasi acara ini karena Indonesia membutuhkan wadah cerdas yang bisa dinikmati anak muda untuk bangkit melawan diri sendiri dulu dari bersikap tidak peduli terhadap negeri ini.  

Hal lain yang gw dapat kepercayaan diri anak gw bertambah, dengan belajar ala gw yang tidak hanya belajar dari bangku sekolah, tetapi ada bandingan dari komedian ternama yang mau didengar oleh anak gw membuat gw terbantu untuk menyiapkan anak gw sebagai generasi muda yang jujur, tahu politik dan tidak mudah putus asa. 

Terima kasih Stand Up Comedy Malang yang kece, Management Pandji, kampus UMM 
dan sponsor SMARTFREN yang membuat gw bisa berinternet ria dimanapun gw berada.

Salam Manis Selalu,




Firsa Hanita (Ibunya Rama) & Rama Firmansyah




Minggu, 06 Oktober 2013

Tutur sederhana berbalut kecerdasan di #mesakkebangsakusurabaya

Sebagai seorang ibu, saya punya kewajiban mendampingi anak saya dalam mengembangkan minatnya. Saya bukan ibu orang tua tunggal yang super duper over protektif dalam hal pengasuhan anak, tetapi anak saya yang masih dibawah umur, seorang abg jalan 16 tahun yang dengan senang hati meminta saya untuk mengawalnya kemana-mana. Bukan karena dia jomblo dan menjadikan malam minggu penting. Menurutnya ini adalah momen yang indah ketika masih bisa berjalan bersama ibunya, so sweet Rama :). 
Biasanya jadwal malam minggu Rama adalah rutinitas ke toko buku Gramedia, Makan di Mall dan bila malas menghadapi kemacetan lebih memilih nonton Malam Minggu Miko.
Semenjak kepindahan kami di Surabaya, sempat membuat Rama kehilangan momen-momennya nonton acara Stand Up Comedy di Usmar Ismail, Coffee Toffee Hang Lekir. Tetapi hal itu terhapus sudah setelah saya mengenal  Mbak Rere, browsing di internet dapat nomer hapenya dan dengan gumbira gegap gempita saya menemukan informasi ada acara di tempat kuliah saya dulu, "Merdeka Dalam Bercanda", sejak itulah saya selalu mendapatkan informasi acara - acara yang diadakan Stand Up Surabaya. 
Dan tibalah hari yang dinanti JRENG JRENG tanggal 5 Oktober 2013 hari TNI jatuh di Malam Minggu, meskipun mendapat parkir di Mall Plaza Surabaya, dengan diiringi lagu dangdut Goyang Cesar , "Buka Sithik Joss." yang digelar di parkiran gedung bank Mandiri Pemuda, untuk menuju gedung RRI, saya yang mengalami cedera pinggang bukan akibat diet OCD tetapi karena semangat berolah raga berlebihan, berhasil naik tangga di jembatan penyebrangan dan tidak merasakan sakit di pinggang, kecuali kalau duduk di kursi empuk bisa kambuh lagi hahaha....
Sampai di gedung acara, meskipun saya lahir dan besar di kota ini kemudian bekerja di Jakarta rasanya baru pertama kali saya masuk ke sini dan baru tahu ada Auditoriumnya. Tanya ke petugas parkir, hingga di lantai 2 masih belum menemukan ruangannya, ternyata di lantai 3, Alhamdulillah saat masuk masih mendapatkan sesinya Alphie si anak tunggal, seorang comic liburan naik eskalator yang suka cerita bokap dan nyokapnya yang celeb tweet. Dengan cengiran ketawanya yang khas, Alphie si warga depok pria montok berkacamata  (sudah mirip cara penuturan ala koran Jawa pos) berhasil membuat "Pecaaaaaaaaah arek Suroboyo!" Sukses Alphie !
Setelah sesi Alphie, 2 MC anak- anak Standup Surabaya yang khas dengan ciri Suroboyone membuka #smartcomic yang dinanti oleh Rama yaitu, "Pandji Pragiwaksono. " 

Saat Pandji mulai bicara minoritas saya baru sadar bahwa kehadiran saya adalah seorang ibu angkatan Gen X sementara yang hadir di acara ini adalah anak- anak kelahiran Gen Y. Beda tipis lah meskipun saat saya kuliah masih menggunakan DOS dan AMpro hahaha....

Membuka cerita dengan hal-hal sederhana, kejorokan Pandji dibalut kecerdasan membuat malam minggu ini menjadi renyah, sudah lama tidak ketawa ngakak akibat tekanan pindahan kota, pindahan rumah, renovasi tempat tinggal, adaptasi lingkungan baru buat anak saya, dan detik per detik, menit ke menit membuat Bom Ketawa.....Kwak Kwak Kwak.


dari Ngorok ke kaum minoritas ; orang- orang Difabel (saya tahu Pandji adalah pemerhati kaum difabel dari teman saya yang bekerja di Astra Graphia), keturunan Tionghoa di Indonesia, Kaum Homoseksual, hingga Kaum Wanita. Tidak lupa dibumbuhi tips untuk Perhatian kepada Wanita dan Pengakuan kepada Pria. Buat saya adalah acara ini tidak sekedar entertainment tetapi ada Sex Education buat Rama, dan saya melakukan pendampingan saat dia mendapatkan pelajaran itu, ada yang bisa dijawab oleh saya dan bagi seorang anak abege saya tidak bisa mengajarkan sesuatu yang Hitam dan Putih, yang ada di sekitar kita adalah REALITA dan di saat itu dia harus bisa terima. Hal yang sama ketika dia memilih keluar dari SMP Negeri favorit, dia merasa di Bully dan saya juga bisa menerima ketika dia minta dipindahkan ke Home Schooling. Pendidikan yang diceritakan Pandji itu menjadikan Rama lebih percaya diri, proses menjadi orang berhasil bukan hanya berasal dari sekolah favorit tetapi berhasil itu karena diri kamu sendiri. Dan ketika seorang personal itu berhasil maka sekolahnya menjadi terangkat pamornya. Kenapa ada sekolah favorit ? Karena anak- anak yang bersekolah disana menjadi anak berhasil :) 

Tidak gampang menjadi minoritas, itu yang saya tekankan kepada Rama, satu pelajaran dari Pandji ,"Minoritas itu seperti orang Tionghoa, menguasai perekonomian." Biar Rama bersekolah di homeschooling, Rama tetap cool dan bisa belajar dimana saja termasuk di acara ini. Dan harapannya Pandji dapat menggelar Airborne di kota ini dan Rama menjadi salah satu muridnya. 

Saya tidak menganggap cara penyajian ini jorok, tetapi saya melihat kejujuran. Saya tidak suka menerangkan kepada anak dengan bahasa santun yang membuatnya normatif saja. Terangkan apa adanya, meskipun kesannya jorok tetapi itu cara yang paling jitu untuk anak. Terus terang saja melihat sejarah pergaulan teman- teman saya anak gaul tahun 80 an, ternyata yang hamil duluan adalah anak- anak yang kelihatan santun di luar, dan kelihatan patuh. Saya tidak tahu pastinya, karena tidak ada pencatatan dalam bentuk statistik, tetapi realita yang terjadi demikian. 

Bicara realita bahwa pacar laki- laki sahabat saya yang Gay jauh lebih ganteng dan kaya daripada pacar saya. Dan saya tidak harus marah, terima kenyataan semi pahit itu bahwa sesungguhnya hal ini tidak menjadikan saya pesimis.

Sedikit curcol kembali ke acara itu , Pandji mulai menyelipkan cerita politik ke anak- anak Gen Y, dan realita yang ada di Indonesia. Rama selalu menanyakan kepada saya kenapa stiker pak Harto yang Enak Jamanku toh ada dimana- mana. Kalau saya jawab jujur sama Rama, bahwa jamannya pak Harto kalau buat saya pribadi memang menyenangkan Nak, Kenapa? Saat itu saya masih kinyis- kinyis, langsing, banyak yang naksir hahahaha.......Tetapi yang lebih indah buat saya adalah masa sekarang karena saya bisa menjadi pribadi yang blak-blakan dengan anak saya, kalau dulu saya minta orang tua untuk mengantar ke disko jelas dianggap anak durhaka dan neraka tempatnya. Jaman dulu ke acara ulang tahun 17 an yang ada diskonya jam 9 sudah dijemput ortu, padahal disconya mulai jam 10 malam. Kalau sekarang Rama minta diantar dengerin omong jorok ala Pandji bisa ibu antar tanpa Rama menjadi takut dimarahin. Itu bedanya, kalau dulu ibu bisa bohong ke ortu pengen ke disko sama teman- teman ngomong Tugas Kelompok. Kalau sekarang saya bisa menerangkan sebelum Rama memutuskan mendatangi tempat yang tidak sesuai dengan umurnya. Saya bahagia Rama bisa tumbuh sesuai umurnya tidak seperti Nikita Willy yang kelihatan tante- tante, dan Agnes Monica pengguna blueberry...dan belum tentu kulit Elisabeth Taylor sekencang kulit ibu...

Rasanya terlalu singkat bercanda dalam kecerdasan bersama Pandji, dan sesi tanya jawab membuat kebingungan Rama yang maksud sebenarnya Mengapa Brandingnya Smartfren lebih banyak daripada Pandjinya karena saking seringnya dia melihat foto caleg segede gaban di baliho sepanjang sudut kota. Dan Rama tidak mendapatkan kata yang tepat untuk mengungkapkan sehingga menjadi kebingungan sendiri dalam menjawab pertanyaan Rama. 

Dan buat saya momen menarik adalah kesabaran Rama saat antri mendapatkan tanda tangan dari Pandji di buku "Berani Mengubah." Saya sering dikibulin Rama saat antri membayar di toko buku atau di antrian penjual makanan yang bilang dia kebelet pipis (karena bencinya dia dengan antrian) saat ini karena saya cedera pinggang, saya bilang antri atau gak dapat tanda tangan. Alhamdulillah sebuah proses kesabaran itu berhasil dia lakukan dengan baik. Meskipun sederhana buat saya adalah kemajuan baru. Buat Rama lebih gampang foto dengan Nick Cave seorang composer di film Lawless daripada sama Pandji yang fansnya banyak. 

Sebagai pengguna smartfren anti lelet dan teman mobile Rama kemana- mana dalam melakukan aktifitasnya sebagai penulis muda, Saya mencoba meluangkan waktu buat NgeBlog meskipun menelantarkan cucian karena saya belum punya asisten rumah tangga. 
Harapan saya semoga Rama di Surabaya bisa mendapatkan teman seminat dan seperjuangannya, melalui proses pembelajaran menjadi dewasa yang didapatkan dari lingkungan, apa yang diminati dan Insha Allah ke depan menjadikan pribadi yang tidak mudah menyerah, peka dan berani mengubah.

Indonesia membutuhkan seorang Pandji - Pandji Laskar Muda untuk berani berbicara jujur dan cerdas, seorang komedian bukanlah seorang pria lucu memakai baju ala waria, tetapi Biar gendut berbobot 93 kg seorang komedian tetap lucu meskipun sendirian di atas panggung. Dan PECAAAAAAAAAAAAAH, standing applause buat Pandji .

Buat komunitas standup surabaya Malam ini indah penuh dengan warna, sukses dengan organizer dan mengundang penonton...dan dapat sponsor :)

Selasa, 29 Januari 2013

BluSuKan di Solo

Memutuskan untuk datang kembali ke Solo dan menginap selama 2 malam adalah keinginan impulsif yang tak dapat dibendung. Solo City Jazz yang membuatku untuk mengenal lebih dalam mengenai kota ini, dan kerinduan kenangan saat anakku masih kindergaten di kota ini.

Ekspetasi untuk menginap adalah homestay dengan suasana perkampungan, dari hasil browsing di internet saya mendapatkan Rumah Turi dengan konsep penginapan eco-friendly. Pilihan untuk menuju ke Solo dari Surabaya adalah menggunakan kereta api Sancaka yang ditempuh hanya dengan 5 jam perjalanan. 
sumber  : web Stasiun Solo Balapan

Saya bukan tipikal orang yang cemas dengan apa saya harus berkendara dari stasiun Balapan menuju homestay. Banyaknya pengemudi becak pun adalah pilihan saya untuk ke tujuan, saya hanya bertanya,"Bapak tahu Rumah Turi?" Ketika Bapak Pengemudi Becak mengatakan "Tahu" saya pun menanyakan jumlah angka dan itu pun jumlah yang ditawarkan Bapak tadi bukan jumlah yang besar, cukup Rp.15.000,- diantar sampai tujuan, tanpa menawar pun saya langsung setuju dengan jumlah itu tanpa menghitung dekat atau jauh jaraknya.

Selama perjalanan ada kenangan manis ketika saya masih kecil selalu riang gembira begitu duduk di bangku becak menyanyikan lagu ;

Saya mau tamasya keliling- liling kota, 
hendak melihat-lihat keramaian yang ada. 
Saya panggilkan becak, kereta tak berkuda...
Becak-becak coba antar saya....
Saya duduk sendiri sambil mangangkat kaki....
Melihat dengan asyik ke kanan dan ke kiri
Lihat becakku lari ..Bagaikan tak berhenti..becak, becak jalan hati-hati.

sumber : web Stasiun Solo Balapan

Nyanyian itu membuatku mengingat Selat Solo ketika melewati dan berpikir dari penginapan akan kembali naik becak lagi menuju ke sana. Sesampai di penginapan ternyata sesuai dengan ekspetasi saya, tempat yang tidak terlalu luas, cocok buat keluarga, dan banyak tanaman sereh disekitarnya. Dan kami pun (saya bersama ibu) disambut dengan Welcome Drink berupa Wedang Sereh. Bahasa mboisnya Lemongrass. 
Sumber : Renny Art Photography
Namanya ibu- ibu mau minum pun bawel ingin tahu manfaat meminum Wedang Sereh :

  • Meringankan masalah-masalah menstruasi
  • Menurunkan tekanan darah tinggi
  • Mengurangi selulit
  • Mengurangi pegal-pegal
  • Meredakan nyeri dan ngilu
  • Meringankan sakit kepala dan nyeri lambung.
Resep untuk Membuatnya adalah :

  • Bersihkan minimal 4 batang/bonggol sereh dan cuci sampai bersih.
  • Tumbuk bonggol serehnya.
  • Masukkan ke gelas 400 ml bersama air mendidih.
  • Lebih enak lagi, rebus batang sereh tersebut bersama air kira-kira 600 ml sampai air menjadi kira-kira 400 ml.
  • Minum selagi hangat.

Menikmati Wedang Sereh di siang hari dengan cahaya matahari yang terik di Kota Solo membuatku ingin segera masuk ke kamar dan menyalakan AC hahaha.. tapi suasana di Rumah Turi membuat home sweet home.
Dan inilah penampakan Rumah Turi dari tempat resepsionis menuju ke kamar, bau tanaman sereh pun membuat aromaterapi dan relaksasi tersendiri.

Di atas atap penginapan ada penyemprot air yang digunakan untuk membuat hujan buatan ketika kota Solo sedang  terik-teriknya.
Sumber Foto : Kameraku dewe


Setelah menata pakaian yang dibawa dari rumah di lemari penginapan tak terasa perut mulai keroncongan, dan saya menanyakan kepada staf penginapan dan merekomendasikan becak langganan tamu penginapan. Dan kemudian Becak ini menjadi langganan saya untuk mengantar hingga 2 hari ke depan. Pertama kali saya minta diantar ke Warung Selat Solo yang saya lewati tadi dari Stasiun.
Selat Solo
sumber : kamera BBku dewe

Kemudian setelah makan saya menuju Kampung Batik atas rekomendasi Becak yang mengantarku keliling dan melewati rel-rel trem 

Peneng yang cantik
Sumber Foto : Kameraku dewe

Dan jalan kampung yang bersahaja tapi romantis

Begitu teriknya saya tidak bisa melihat gambar di monitor kamera digitalku yang lama, 
sampai window 7 pun tak mengenali software gadget ini.
Sumber Foto : Kameraku dewe

**********sementara masih akan diteruskan karena saya harus mandi dan kembali bekerja, kelupaan Ngeblag -Ngeblog selama ini kemana saja...wuakakaka

Senin, 28 Januari 2013

RUMAH RAJUTKOE: AKTIVITASKU HARI INI

RUMAH RAJUTKOE: AKTIVITASKU HARI INI

Hasil BluSukan di Jogya

Ketika melakukan perjalanan ke daerah, saya selalu menikmati acara blusukan dari kampung ke kampung. Suatu hari saat berada di kota Jogyakarta, hasil blusukan naik motor melalui jalan-jalan di pinggir sungai, saya menemukan pengrajin tas kulit. Bentuk tasnya masih sederhana, kaku dan agak berat. Hasil finishingnya masih liar tanpa lapisan dalaman suede. 

tas buatan pengrajin di Jogja
Tetapi keistimewaannya semakin digunakan maka kulitnya menjadi elastis dan matang," aah seperti merk ternama Louis Vuitton aja." Dan saya pun jatuh hati untuk membelinya, dan sampai rumah nenek, saya tak sabar untuk memotret di bawah pohon sawo yang buahnya selalu dinanti. 


Kesederhanaan itu indah bila tahu bagaimana cara menikmatinya