Sebagai seorang ibu, saya punya
kewajiban mendampingi anak saya dalam mengembangkan minatnya. Saya bukan ibu
orang tua tunggal yang super duper over protektif dalam hal pengasuhan anak,
tetapi anak saya yang masih dibawah umur, seorang abg jalan 16 tahun yang dengan senang hati meminta
saya untuk mengawalnya kemana-mana. Bukan karena dia jomblo dan menjadikan malam minggu penting. Menurutnya ini adalah momen yang indah ketika
masih bisa berjalan bersama ibunya, so sweet Rama :).
Biasanya jadwal malam minggu Rama adalah
rutinitas ke toko buku Gramedia, Makan di Mall dan bila malas menghadapi
kemacetan lebih memilih nonton Malam Minggu Miko.
Semenjak kepindahan kami di
Surabaya, sempat membuat Rama kehilangan momen-momennya nonton acara Stand Up
Comedy di Usmar Ismail, Coffee Toffee Hang Lekir. Tetapi hal itu
terhapus sudah setelah saya mengenal Mbak Rere, browsing di internet
dapat nomer hapenya dan dengan gumbira gegap gempita saya menemukan informasi
ada acara di tempat kuliah saya dulu, "Merdeka Dalam Bercanda", sejak
itulah saya selalu mendapatkan informasi acara - acara yang diadakan Stand Up
Surabaya.
Dan tibalah hari yang dinanti JRENG JRENG tanggal 5
Oktober 2013 hari TNI jatuh di Malam Minggu, meskipun mendapat parkir di Mall Plaza Surabaya,
dengan diiringi lagu dangdut Goyang Cesar , "Buka Sithik Joss." yang
digelar di parkiran gedung bank Mandiri Pemuda, untuk menuju gedung RRI, saya yang mengalami cedera pinggang
bukan akibat diet OCD tetapi karena semangat berolah raga berlebihan, berhasil
naik tangga di jembatan penyebrangan dan tidak merasakan sakit di pinggang,
kecuali kalau duduk di kursi empuk bisa kambuh lagi hahaha....
Sampai di gedung acara, meskipun saya
lahir dan besar di kota ini kemudian bekerja di Jakarta rasanya baru pertama
kali saya masuk ke sini dan baru tahu ada Auditoriumnya. Tanya ke petugas parkir, hingga di lantai 2 masih belum menemukan ruangannya, ternyata di lantai 3, Alhamdulillah
saat masuk masih mendapatkan sesinya Alphie si anak tunggal, seorang comic liburan naik eskalator yang suka cerita bokap dan nyokapnya yang celeb tweet. Dengan cengiran ketawanya yang khas,
Alphie si warga depok pria montok berkacamata (sudah mirip cara penuturan ala koran Jawa pos) berhasil membuat "Pecaaaaaaaaah arek Suroboyo!" Sukses Alphie !
Setelah sesi Alphie, 2 MC anak- anak
Standup Surabaya yang khas dengan ciri Suroboyone membuka #smartcomic yang
dinanti oleh Rama yaitu, "Pandji Pragiwaksono. "
Saat Pandji mulai bicara minoritas saya
baru sadar bahwa kehadiran saya adalah seorang ibu angkatan Gen X sementara yang hadir di acara ini
adalah anak- anak kelahiran Gen Y. Beda tipis lah meskipun saat saya kuliah
masih menggunakan DOS dan AMpro hahaha....
Membuka cerita dengan hal-hal sederhana, kejorokan Pandji dibalut kecerdasan membuat malam minggu ini menjadi renyah, sudah lama
tidak ketawa ngakak akibat tekanan pindahan kota, pindahan rumah, renovasi
tempat tinggal, adaptasi lingkungan baru buat anak saya, dan detik per detik, menit ke menit membuat Bom Ketawa.....Kwak Kwak Kwak.
dari Ngorok ke kaum minoritas ; orang- orang Difabel (saya tahu Pandji adalah pemerhati kaum difabel dari teman
saya yang bekerja di Astra Graphia), keturunan Tionghoa di Indonesia, Kaum
Homoseksual, hingga Kaum Wanita. Tidak lupa dibumbuhi tips untuk Perhatian
kepada Wanita dan Pengakuan kepada Pria. Buat saya adalah acara ini tidak
sekedar entertainment tetapi ada Sex Education buat Rama, dan saya melakukan
pendampingan saat dia mendapatkan pelajaran itu, ada yang bisa dijawab oleh
saya dan bagi seorang anak abege saya tidak bisa mengajarkan sesuatu yang Hitam
dan Putih, yang ada di sekitar kita adalah REALITA dan di saat itu dia harus
bisa terima. Hal yang sama ketika dia memilih keluar dari SMP Negeri favorit,
dia merasa di Bully dan saya juga bisa menerima ketika dia minta dipindahkan ke
Home Schooling. Pendidikan yang diceritakan Pandji itu menjadikan Rama lebih percaya diri, proses menjadi orang berhasil bukan hanya berasal dari sekolah favorit tetapi berhasil itu karena diri kamu sendiri. Dan ketika seorang personal itu berhasil maka sekolahnya menjadi terangkat pamornya. Kenapa ada sekolah favorit ? Karena anak- anak yang bersekolah disana menjadi anak berhasil :)
Tidak gampang menjadi minoritas, itu yang saya tekankan kepada Rama, satu pelajaran dari Pandji ,"Minoritas itu seperti orang Tionghoa, menguasai perekonomian." Biar Rama bersekolah di homeschooling, Rama tetap cool dan bisa belajar dimana saja termasuk di acara ini. Dan harapannya Pandji dapat menggelar Airborne di kota ini dan Rama menjadi salah satu muridnya.
Saya tidak menganggap cara penyajian ini jorok, tetapi saya melihat kejujuran. Saya tidak suka menerangkan kepada anak dengan bahasa santun yang membuatnya normatif saja. Terangkan apa adanya, meskipun kesannya jorok tetapi itu cara yang paling jitu untuk anak. Terus terang saja melihat sejarah pergaulan teman- teman saya anak gaul tahun 80 an, ternyata yang hamil duluan adalah anak- anak yang kelihatan santun di luar, dan kelihatan patuh. Saya tidak tahu pastinya, karena tidak ada pencatatan dalam bentuk statistik, tetapi realita yang terjadi demikian.
Bicara realita bahwa pacar laki- laki sahabat saya yang Gay jauh lebih ganteng dan kaya daripada pacar saya. Dan saya tidak harus marah, terima kenyataan semi pahit itu bahwa sesungguhnya hal ini tidak menjadikan saya pesimis.
Sedikit curcol kembali ke acara itu , Pandji mulai menyelipkan cerita politik ke anak- anak Gen Y, dan realita yang ada di Indonesia. Rama selalu menanyakan kepada saya kenapa stiker pak Harto yang Enak Jamanku toh ada dimana- mana. Kalau saya jawab jujur sama Rama, bahwa jamannya pak Harto kalau buat saya pribadi memang menyenangkan Nak, Kenapa? Saat itu saya masih kinyis- kinyis, langsing, banyak yang naksir hahahaha.......Tetapi yang lebih indah buat saya adalah masa sekarang karena saya bisa menjadi pribadi yang blak-blakan dengan anak saya, kalau dulu saya minta orang tua untuk mengantar ke disko jelas dianggap anak durhaka dan neraka tempatnya. Jaman dulu ke acara ulang tahun 17 an yang ada diskonya jam 9 sudah dijemput ortu, padahal disconya mulai jam 10 malam. Kalau sekarang Rama minta diantar dengerin omong jorok ala Pandji bisa ibu antar tanpa Rama menjadi takut dimarahin. Itu bedanya, kalau dulu ibu bisa bohong ke ortu pengen ke disko sama teman- teman ngomong Tugas Kelompok. Kalau sekarang saya bisa menerangkan sebelum Rama memutuskan mendatangi tempat yang tidak sesuai dengan umurnya. Saya bahagia Rama bisa tumbuh sesuai umurnya tidak seperti Nikita Willy yang kelihatan tante- tante, dan Agnes Monica pengguna blueberry...dan belum tentu kulit Elisabeth Taylor sekencang kulit ibu...
Rasanya terlalu singkat bercanda dalam kecerdasan bersama Pandji, dan sesi tanya jawab membuat kebingungan Rama yang maksud sebenarnya Mengapa Brandingnya Smartfren lebih banyak daripada Pandjinya karena saking seringnya dia melihat foto caleg segede gaban di baliho sepanjang sudut kota. Dan Rama tidak mendapatkan kata yang tepat untuk mengungkapkan sehingga menjadi kebingungan sendiri dalam menjawab pertanyaan Rama.
Dan buat saya momen menarik adalah kesabaran Rama saat antri mendapatkan tanda tangan dari Pandji di buku "Berani Mengubah." Saya sering dikibulin Rama saat antri membayar di toko buku atau di antrian penjual makanan yang bilang dia kebelet pipis (karena bencinya dia dengan antrian) saat ini karena saya cedera pinggang, saya bilang antri atau gak dapat tanda tangan. Alhamdulillah sebuah proses kesabaran itu berhasil dia lakukan dengan baik. Meskipun sederhana buat saya adalah kemajuan baru. Buat Rama lebih gampang foto dengan Nick Cave seorang composer di film Lawless daripada sama Pandji yang fansnya banyak.
Sebagai pengguna smartfren anti lelet dan teman mobile Rama kemana- mana dalam melakukan aktifitasnya sebagai penulis muda, Saya mencoba meluangkan waktu buat NgeBlog meskipun menelantarkan cucian karena saya belum punya asisten rumah tangga.
Harapan saya semoga Rama di Surabaya bisa mendapatkan teman seminat dan seperjuangannya, melalui proses pembelajaran menjadi dewasa yang didapatkan dari lingkungan, apa yang diminati dan Insha Allah ke depan menjadikan pribadi yang tidak mudah menyerah, peka dan berani mengubah.
Indonesia membutuhkan seorang Pandji - Pandji Laskar Muda untuk berani berbicara jujur dan cerdas, seorang komedian bukanlah seorang pria lucu memakai baju ala waria, tetapi Biar gendut berbobot 93 kg seorang komedian tetap lucu meskipun sendirian di atas panggung. Dan PECAAAAAAAAAAAAAH, standing applause buat Pandji .
Buat komunitas standup surabaya Malam ini indah penuh dengan warna, sukses dengan organizer dan mengundang penonton...dan dapat sponsor :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar