Senin, 30 Maret 2015

dari ADHD menuju ibu rumah tangga bahagia

'Mewujudkan impian untuk mendampingi putra semata wayang secara penuh di usia remaja adalah karunia yang tak terhingga. '

Banyak hal yang baru untuk Gw pelajari dalam hidup ini. Mengajak anak untuk fokus dan fokus tidak semata- mata semudah membalikkan tangan. Bayangan Gw ,"jika semua terorganisir dengan baik, maka kebaikan akan mengikuti."

Ingin menjadi ibu yang baik, buku yang Gw baca selama anak dalam kandungan adalah buku tentang mendidik anak dari Dr. Benyamin Spock, impian terindah untuk menjadi orang tua yang menyenangkan bagi anaknya.

sumber : google

Saat anak melewati masa sekolahnya via Home Schooling, tidak terjebak dengan rutinitas membuat Gw lebih mudah melakukan semua aktifitas. Bisa membawa anak dalam pertemuan dengan kolega. Dan cara belajar anak lebih fleksible, bahkan saat tinggal di Bogor pun Gw lebih sering melakukan kegiatan outdoor dengan jalan- jalan di pegunungan, nyobain cafe baru, kehidupan alam yang menantang. Tetapi resiko yang dihadapi, anak Gw tidak pernah mempunyai pertemanan di dunia yang nyata. Temannya dia adalah teman Gw yang lebih banyak memakluminya daripada sebaliknya.

Menjalani masa sekolah formal, menjadi kebalikan dari anak Gw yang harus fokus sekolah, tiap pagi bangun pagi dengan jam yang sama, menjalankan rutinitas. Sementara Gw yang membawa pekerjaan ke dalam rumah berjuang untuk melawan bahwa sebenarnya Gw yang terkena Attention deficit hyperactivity disorder.

Perjuangan Gw untuk fokus dan fokus mewarnai hari-hari, rasanya Gw baru mikir untuk 2 minggu lagi tapi sudah melaluinya dengan cepat. 

Biasanya hampir tiap hari bertemu dengan orang baru, create proyek baru, tetapi yang terjadi Gw masih berkutat dengan kehidupan pribadi. Terkadang jika WA lagi ada perbincangan seru, mulai grup SMP, SMA, Grup Jurusan TL, Grup Keluarga, Grup Manggis, sahabat-sahabat...hingga Line & Path Grup Begejil, di FB grup sahabat-sahabat dan Kantin ITS, BB sudah jarang ditengokin, tetapi selalu sayang dengan informasi yang terlewatkan. Sehingga Gw ndak fokus nulis. Belum lagi jika ada tayangan Fox Crime, NCIS, Threat Matrix, Gang Related, CSI Miami, Criminal Minds, Empire dari Star World bisa seharian di depan media TV. Masuk ke kamar mandi, jika bau urine, fokus Gw terabaikan dengan berlama-lama menggosok kamar mandi. Apalagi susunan buku yang tidak rapi, dan bon-bon belanja serta struk ATM yang bertebaran bisa membuat Gw ingin merapikan, menjepret untuk mengecek padahal jika dulu ada sesuatu yang membuat jadi kenangan manis, namanya nota bisa masuk ke dalam diary. 

Kemarin malam ada peristiwa yang membuat Gw harus kembali fokus dan fokus, Anak Gw ikutan lomba menulis yang pengumumannya sudah 3 bulan yang lalu dan dikumpulkan pada tanggal 30 Maret 2015 sementara semalam tanggal 29 Maret 2015 tulisan itu baru jadi dan tanpa edit, dan Gw menyodorkan diri untuk mengedit tulisan baru terkesiap sambil membaca tulisan sebanyak 40 halaman ada tulisan seorang anak dengan kondisi sama seperti Gw, meledak-ledak idenya, euforia, tetapi begitu jadi tulisan seperti pesta pora anak RAP, anak gank motor, dicampur anak yang suka datang pengajian bertemu dengan ibu-ibu majelis taklim. Gw bukan meremehkan anak Gw tapi itu tugas Gw sebagai Ibu yang harus membimbingnya supaya baik jalannya.....Tuk Tik Tak Tik Tuk....
sumber : google

Mulai hari ini Gw harus berubah, tidak menyalakan televisi pagi hari serta membaca WA, Line. Telpon eyangnya Rama, adalah kewajiban pagi setelah antar sekolah. Jeruk Nipis peres mengawali mood sebelum sarapan dan ngopi ektra booster. Belajar menulis dan menulis lagi di blog. Memindahkan Line dari device smartphone di laptop, bahkan WA juga supaya tidak seperti orang bego berpaling dari satu device ke device lain, BB sudah aman isinya adalah dagangan semua. Sahabat- sahabat Gw sudah tau kalo WA sama BB diam aja gak dijawab- jawab, langsung Call. Pekerjaan domestik sudah dilaksanakan, nyapu halaman, nyapu rumah, bersihkan tempat tidur, ngepel, dan nyuci baju. Gw mulai menata buku-buku lagi. Belajar masak lagi seperti saat di Bogor, ternyata cuaca dan sayur-sayuran serta buah-buahan segar di pasar Bogor membuat mood Gw seperti pengen jago masak. Kalau di Surabaya hampir dikata Gw jarang banget masuk pasar. Kecuali pasar kaget yang biasa dilewati saat antar anak sekolah, bikin macet dan buat Gw tidak berselera memasak.
Fokus ! kalau lewat pasar bisa diabaikan kemacetannya, fokus terhadap sayur yang ingin dibeli. Seperti saat Gw jadi pedagang online, Gw bisa seharian fokus sama tas pembungkus barang dagangan, dan Gw beli khusus plastik bag bunga- bunga dari Batam. 

Gw sadar otak Gw  ndak bisa multi tasking, dan secara impulsif tiba- tiba ingin mengeksplorasi dunia baru, aktifitas baru, memenuhi tantangan untuk mendidik anak Gw secara baik, menempatkan pada lingkungan yang baik, mengenalkan dia mulai dini dengan orang- orang yang membuat dia belajar akan kehidupan. membesarkan anak yang sehat secara emosional, ulet, dan percaya diri. 

Dari masakan Gw akan menumbuhkan hubungan yang sehat antara anak dan ibu dan membuat tubuh sehat yang mengajarkan cinta dan penerimaaan diri. Gw percaya anak yang percaya diri akan membuat sinar harapan yang sempurna yang membuat kita tidur dengan nyaman di malam hari karena percaya bahwa Allah selalu melindungi kami sekeluarga.
Amin YRA.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar