Jumat, 28 Maret 2014

Pemirsa menunggu 10 besar Stand Up Comedy Indonesia #SUCI4

Masih ada pilihan memilih channel televisi di tanah air yang membuat sehat, Salah satunya nonton progam acara Stand Up Comedy Indonesia dari Kompas TV. Untuk SUCI4 yang disiarkan secara taping dari Balai Kartini Jakarta kami menonton di layar kaca. Tentu banyak editan dan sensor daripada kami menonton live seperti SUCI3 setahun yang lalu di Usmar Ismail.

Tayangan ini dibawakan dengan host yang berbeda dari tahun kemarin yaitu Koh Ernest Prakasa & Babe Cabita pemenang pertama SUCI3 with Muporhadutnya (Muka Porno Hati Dangdut). Pasangan yang sama-sama tidak setinggi pemain basket berinteraksi dengan baik, saling mengisi. Formasi jurinya  tetap, kalau di session sebelumnya hanya 2 juri tetap, yang satunya bergantian kalau tidak Jono, Tora, Pongki Barata, Fenny Rose atau pebalap wanita. Di session 4 kali ini juri tetapnya  adalah Pakde Indro, Raditya Dika, FennyRose 
serta komentator bugil (bule gila) si Jono yang jadi bumbu kekacauan komentator bule yang lagi belajar adat dari berbagai suku di Indonesia. Dan bersama Babe mereka berdua bisa kesurupan.

Sumber Foto : Twitter Kompas TV

Di minggu ke 5 ajang pencarian bakat komika ini temanya Penghargaan Film Horor Indonesia, tersisa dari 16 finalis menjadi 11 finalis, Untuk progam kali ini selalu diumumkan komika favorit pilihan pemirsa yang dilaksanakan via sms. Di 2 minggu pertama favoritnya adalah Dodit Mulyanto dari Surabaya dan minggu ke 3 dan ke 4 berturut - turut adalah Praz dari Padang.  Tentu saja menjadi komika favorit bisa mendapatkan hak istimewa menentukan siapa komika pertama perform dan dia perform di urutan ke berapa. 

Komika pertama yang perform adalah dari kota Bogor yaitu Dzawin. Komika dengan background pesantren ini tampil dengan rilek membawakan materi horor di pesantren yang berlokasi di Banten yang bikin jiper kalau nonton film horor di tempat horor. Membahas Doraemon dengan tokoh Nobita yang ibunya gak pernah ambil rapot, hingga bit terakhir menirukan profil Dodit Mulyanto dengan baik tidak sia-sia ajaran mentor Mathias Muchus sehingga Balai Kartini pecah dan standing appaluse buat komika yang tampil awal ini.

Komika ke 2 Praz dari Padang, dengan set up yang bertele-tele dan dia berusaha meyakinkan kenapa orang Padang cara bicaranya pakai Gua, soalnya bahasa Padang demikian ribetnya seribet bikin rendang, tidak mudah dipahami pemirsa. Penampilan Praz yang bertele-tele tertolong dengan akting dan cara bertuturnya. Kali ini buat gw bitnya kurang mantap lucunya.

Saya sudah lupa urutannya, saya sebut saja Sri, satu-satunya komik wanita yang lucunya ajaib. Pecinta Raditya Dika sehingga hostnya saja istimewa, Raditya Dika sendiri. Sri dengan kekagumannya dengan juri satu ini, cukup membuat pecah ketika dia bercerita jika main film pemirsa pasti tahu dengan siapa dia bermain dan tentunya akan diputar di channel Animal Planet karenajudulnya hewan semua...tingkatkan performamu Sri 

Lian sebenarnya dia menceritakan hal yang keren film 300 dimana 300 prajurit Sparta turun ke medan perang melawan Kekaisaran Persia akibat tidak mau tunduk begitu saja.
Dan rajanya Leonidas, film ini keren dan dibawakan secara komedi bahwa pria beristri lebih senang berperang, jadi kesimpulannya pria lebih takut sama istri daripada perang...Tapi tidak semua penonton tahu film ini jadi deliverynya kurang baik, seharusnya materi ini lebih disederhanakan dengan set up cerita prajurit sparta jumlahnya 300 orang melawan ribuan prajurit Persia.

Arif Alfiansyah dari Surabaya, komik mungil bersuara cemprengnya anak-anak, tapi lincah ini, lebih nendangnya di Kapten Tsubasa daripada ngomongin sinetron dengan menaikkan alis. Lebih diekplore lagi gaya lincahmu yang kayak bola bekel.

Abdur tetap menawan dengan cerita Timurnya, dengan logat khas dan bahasa santunnya khas orang Timur, " Istimewa, berdarah- darah, Mama sayange Hei..." tanpa Asik-asik sudah ketauan dia udah kena pengaruh kota Malang. Saya melihat Abdur pertama kali perform di Unmuh Malang jadi pembuka Mesakkebangsakunya Pandji. Kali ini bit Kepiting Selingkuhnya kurang asyik, tapi mengalir cerita Timur yang konsisten, orisinil seperti membawa kami berada di sana. Abdur mampu memvisualisasikan kondisi disana dengan manusia- manusianya hei Nona potong bebek angsa, Bapa dan kamu Abdur yang gak ngingetin saya Arie Kriting dengan tekling - mata menyalanya. Saya yakin masuk 10 besar kamu sudah membuat pemirsa bilang kamu Abdur bukan Arie Kriting, analoginya lihat Dewi Persik & Anang Hermansyah atau Dodi Is Kahitna sama - sama orang Jember tapi beda.

Nah ini dia salah satu favorit saya komika dari Surabaya, Dodit Mulyanto, wajah natural, lugu medok daerah Selatan Jawa Timur, kalau ke Utara bahasa Jawa Timuran semakin kasar. Memegang erat budaya Eropa kali ini dia tidak membawakan biolanya. 
Sumber Foto : Twitter Kompas TV

Yang bikin saya tak lupa siapa bilang orang Jawa gak gaul pakai blangkon terus, yang jelas sudah pakai topi gaul tulisannya Blangkon. Saya rasa Dodit ini mematahkan bahwa komika selalu memakai kata Gue, dan inilah komika rasa Jawa, analoginya Soimah si cempreng taste hip hop amerika, Dodit komika yang menganut budaya Eropa. Mengingatkan saya dengan penduduk jajahan Belanda di perkebunan dan Dodit adalah pribumi yang kepo dengan permainan biola Noni Londo putri pemilik perkebunan, kemudian Dodit berujar kepada Noni itu kalem tapi menohok buat ketawa. Mungkin itu skenario yang pas kalau Dodit dibuatin film horor.

Hifzi, berbodi besar montok tapi cara berujarnya lucu, menggebu-gebu seperti anak kecil yang minta dibelikan es, anak ini jujur, dan lugu banget. Lucunya itu adalah cara artikulasinya dan celetukan pada akhir bit. Kali ini dia tampil paling maksimal dibanding minggu- minggu sebelumnya. Bit yang lucu Es Teh Si Sri Sayang Bang Radit Pakai Gula Batu.

Yudha Keling, kali ini dia tampil dengan membawakan pesan sponsor Marmut Merah Jambunya, masih membawa kejelekannya di panggung dengan membawa nama Radit buat saya menjadi kurang kreatif. Saya tidak tahu kenapa kali ini Yudha keling tampil tidak seKeling biasanya, bit-bit menertawakan diri sendiri, please Yudha seharusnya kamu tampil membaiklah minggu ini..

Coki silebay dengan gesture semua bisa goyang, seperti Glen Fredly membawakan lagu yang pertama, semua bergoyang. Coky sukses membuat penonton pecah dengan penyiar bola dibawa ke acara pemakaman. Coky banget dengan ketawa yang mengerikan, lebay tapi kali ini berhasil lucunya.

David anak Betawi, sukses juga membawa rasa efek makan semur jengkol, cara khas orang Betawi yang ngomongnya mantek, ketika si Pitung ketemu Iron Man, buat kita semua pecah ketawanya. Ditutup dengan Leha, kopinya 2 seperti membawa saya naik Angkot M24 jurusan Slipi- Rawa Belong - Kebun Jeruk _ Srengseng dimana percakapan Betawi selalu hadir disana. 

Dan akhirnya close mic untuk session 5 adalah Yudha Keling, padahal saya memperkirakan yang tidak aman adalah Praz, Lian, Arif dan Yudha Keling. Dan kandidat close micnya adalah Praz karena flat tapi aktingnya bagus.

Harapan pemirsa adalah SUCI4 harus lebih keren materinya, tahun lalu materinya bagus-bagus, ada rasa Tapanuli lewat Bene, rasa Timur lewat Arie Kriting dan rasa absurb lewat Fico. Kali ini ada rasa Jawa lewat Dodit Mulyanto, rasa Betawi lewat David, rasa Timur lewat Abdur, rasa Alay lewat Coki, rasa pungguk merindukan bulan lewat Sri.

* Penulis adalah seorang ibu rumah tangga yang kepo dengan dunia yang diminati anaknya yaitu Stand Up Comedy untuk menjadikan bahan diskusi dan obrolan menarik di rumah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar